Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang
berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi.
a.
Tujuan
dan manfaat klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
1)
menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;
2)
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan
tiap-tiap jenis;
3)
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya;
4)
mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.
Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar
yang langsung dapat dirasakan manusia, yaitu sebagai berikut:
1)
Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam
mempelajari organisme yang beraneka ragam.
2)
Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat
kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.
b.
Sistem
Klasifikasi
1)
Sistem
alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan system alami
menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh
Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami,
artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/bentuk tubuh
alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki
empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya
tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
2)
Sistem
buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam
ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus
Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi,
habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada
klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat
hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di
darat.
3)
Sistem
filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan
perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin
(1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi
dan anatomi antar takson.
c.
Takson
dalam sistem klasifikasi
Urutan
takson dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1.
kingdom (kerajaan); 5.
famili (suku);
2.
divisio atau filum; 6.
genus (marga);
3.
kelas; 7.
spesies (jenis).
4.
ordo (bangsa);
Mengingat
keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti
subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok
spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat
strain.
d.
Sistem
tata nama ganda (binomial nomenclature)
Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani
dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut
nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang
aturannya sebagai berikut :
1)
Untuk
menulis nama Spesies (jenis)
a.
Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin atau yang dilatinkan.
b.
Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan
penunjuk spesies.
c.
Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar,
sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
d.
Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi
secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka
tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa
atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays
dapat juga ditulis Zea mays (jagung).
e.
Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka
kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung.
Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus
rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata
seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan
tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus
sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
f.
Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang
menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah
huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan
oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.
2)
Untuk
menulis nama Genus (marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal
yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat
kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf
pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum
(terung-terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis
(kucing).
3)
Untuk
menulis nama Famili (suku)
Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah
akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran
-idea. Contoh nama familia untuk terungterungan adalah Solanaceae,
sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.
4)
Untuk
menulis nama Ordo (bangsa)
Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh
ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.
5)
Untuk
menulis nama Classis (kelas)
Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran
-nae, contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae.
Ataupun juga dapat diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta
(ganggang hijau), Mycotina (jamur).