Selasa, 20 Maret 2012

TES IODIUM DAN BENEDICT

Tujuan : - mengetahui kandungan zat tepung
- mengetahui kandungan gula

Prinsip Uji Benedict :
Benedict adalah bentuk lain dari test fehling dan menghasilkan larutan tunggal yang lebih baik untuk pengujian, karena benedict lebih stabil dari pada fehling. Hasil yang didapatkan berupa endapan hijau, kuning, merah, tergantung kuatnya larutan gula.
Prinsip Uji Iodium :
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
A. Landasan Teori
Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen. Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi dalam 4 golongan yaitu : monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, misalnya triosa dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C; heksosa dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus aldehid atau gugus keton yang dikandungnya menjadi aldosa dan ketosa.
• Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, manosa, fruktosa, dan lain sebagainya.
• Disakarida adalah senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida.
• Oligosakarida adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul monosakarida.
• Polisakarida merupakan polimer yang tetrdiri atas unit-unit monosakarida dan bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa.
• Pati / Amilum yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tida memberi warna dengan iodium
• Glikogen, terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada amilum.
Karbohidrat akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida. Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi terlihat sebelum dipanaskan.
Dalam percobaan ini yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan dengan hijau, kuning atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu2O.
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat.
1. Susunan Kimia
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul air. Seperti contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1 sedangkan pada sukrosa 22:11atau 2:1. Dengan demikian, orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat karena hal ini maka dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari “karbon” yang berarti mengandung unsur karbon dan “hidrat” yang berarti air.
2. Penggolongan Karbohidrat
a) MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihodroksiaseton.
• Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan, dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita memakan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu.
• Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa.
• Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa yang kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air.
b) OLIGOSAKARIDA
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berkaitan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida.
• Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga bisa terdapat dalam tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antar molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen.
• Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa karena itu laktosa adalah sustu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa.
• Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
c) POLISAKARIDA
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
• Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak dialam, yaitu pada sebagian tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati, terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Butir – butir pati apabila diamati dengan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati itu diperoleh. Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
• Glikogen
Seperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Glikogen terdapat pada hati dan otot, hati berfungsi sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah normal bertambah, sebagian diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa kembali, sehingga kadar glukosa darah normal kembali.
• Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis persial, amilum terpecah menjadi molekul molekul yang lebih kecil yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara pada proses hidrolisis amilum serta warna yang terjadi pada reaksi dengan iodium.

SIFAT KIMIA
a. Reaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah larutan Cu SO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B ialah larutan garam KNatartrat dan NaOH dalam air.kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion-ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
2 Cu+ +2 OH- Cu2O + H2O
Endapan
Dengan larutan glukosa 1% pereksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
b. Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natriumsitrat. Glukosa dalam mereduksi ion Cu++ dari kuprinatrium menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk berwarna kuning, hijau, atau merah bata.
Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih peka daripada pereaksi fehling. Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehlingterdiri atas dua macam larutan.

B. Alat dan Bahan
Uji Iodium
Alat Bahan
• Plat 6 lubang
• Pipet tetes
• Lumpang & alu • Kentang masak dan mentah
• Sngkong masak dan mentah
• Beras dan Nasi
• Umbi masak dan mentah
• Roti Tawar
• Pisang



Uji Benedict
Alat Bahan
• Blender
• Pipet tetes
• Tabung reaksi
• Penjepit tabung reaksi
• Pembakar spirtus • Sari buah tomat
• Susu kental manis
• Air jeruk
• Sari buah nanas
• Sari buah jeruk
• Sari buah timun
• Larutan gula
• Larutan Benedict

C. Cara Kerja
Uji Iodium
Siapkan kentang, singkong, beras, roti tawar, pisang, dan umbi

Haluskan bahan makanan tersebut, letakkan pada palet 6 lubang

Teteskan larutan lugol pada masing-masing bahan makanan

Amati perubahan warna yang terjadi

Catat dari hasil percobaan yang dilakukan

Buat kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan

Uji benedict
Siapkan bahan makanan yang akan di uji

Masukan 5-10 tetes bahan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi, beri tanda untuk masing-masing bahan

Teteskan 5 tetes larutan benedict ke dalam setiap tabung reaksi, kocok pelan-pelan.

Panaskan tabung reaksi tersebut diatas pembakar spirtus, gunakan penjepit agar tidak panas

Amati perubahan warna yang terjadi pada tiap tabung

Masukan data yang telah diperoleh ke dalam tabel

Bandingan perubahan warna

Buat kesimpulan

D. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tes Iodiun
No Bahan Makanan Jumlah Tetesan Warna yang dihasilkan
Mentah Matang
1 Beras 5 Tetes Ungu Ungu
2 Singkong 5 Tetes Ungu Biru
3 Kentang 5 Tetes Ungu Biru
4 Ubi 5 Tetes Merah bata kecoklatan Merah kecoklatan
5 Pisang 5 Tetes Tidak berubah warna Tidak berubah warna
6 Roti Tawar 5 Tetes Coklat -



(a) Bahan makanan mentah (b) Bahan makanan matang
Gambar 1. Bahan makanan yang ditetesi Iodium

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tes Benedict
No. Bahan Makanan Jumlah Tetesan Warna yang dihasilkan
Bahan Makanan Tetesan Benedict Sebelum Sesudah
1 Sari buah tomat 10 Tetes 5 tetes - Orange kemerahan
2 Sari Buah nanas 10 Tetes 5 tetes hijau kuning
3 Sari buah mentimun 10 Tetes 5 tetes hijau kuning
4 Air perasan jeruk 10 Tetes 5 tetes hijau Orange kemerahan
5 Susu kental manis 10 Tetes 5 tetes Biru muda kuning
6 Larutan gula 10 Tetes 5 tetes Biru Hijau toska


(a) (b) (a) (b)
Larutan gula Larutan Jeruk


(a) (b) (a) (b)
Larutan Nanas Larutan Susu


(a) (b) (b)
Larutan Timun Larutan Tomat
Gambar 2. Bahan makanan yang ditetesi Benedict

Keterangan : (a) sebelum dipanaskan; (b) sesudah di panaskan

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaab Tes Iodium, dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan warna pada tes iod, disebabkan karena adanya hasil ikatan kompleks anatara amilum dengan Iodium. Jadi semua bahan makanan yang mengandung karbohidrat/amilum akan berubah warna jika direaksikan dengan Iodium baik itu berwarna biru, maupun warna yang lain seperti merah bata.
Sedangkan pada hasil pengamatan dari percobaan Tes Benedict dapat disimpulkan bahwa semua larutan glukosa yang dipanaskan setelah diteteskan pada reagen benedict akan member warna kehijauan, denagan demikian glukosa mengandung gula pereduksi. Larutan tembaga alkalis pada reagen Benedict bila direaksikan dengan karbohidrat akan terjadi reduksi membentuk oksida (CU2O) yang ditandai dengan warna kehijauan.

F. Daftar Pustaka
• Almatsier, Sunita. 2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
• Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Pessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binakarya
• Pratama, Crys Fajar, dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Malang: UM-Press
• Supriyanti, Titin, dkk. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
• Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang: UM-Press.
• http://labdasar.trunojoyo.ac.id/buku%20biokimia.pdf:27-09-2009

Tidak ada komentar: